Pengetahuan yang Membangun Karakter

Blog ini berisi materi-materi perkuliahan, pengalaman pribadi, percintaan dan berbagai artikel menarik yang terangkum menjadi sebuah pengetahuan yang bisa membangun karakter

Minggu, 28 November 2010

Desain Organisasi


Desain organisasi memiliki implikasi pada kemampuan perusahaan menangani situasi, mencapai keunggulan bersaing, efektif dalam mengelola kepelbagaian, dan meningkatkan efisiensi dan kemampuan berinovasi.
  1. Bagaimana kita menghadapi kemungkinan-kemungkinan.
  2. Mendapat keuntungan dari persaingan (unggul).
  3. Manajemen keragaman.
  4. Promosi, efisiensi, kecepatan dan inovasi.

Selasa, 23 November 2010

Opportunity


Huruf “O” bisa berarti OPPORTUNITY yang artinya “kesempatan”. Pada kata YESTERDAY, tidak ada huruf “O” artinya “KEMARIN” sudah tidak ada kesempatan lagi. Pada kata TODAY, ada satu huruf “O” artinya HARI INI masih ada satu kesempatan lagi, dan pada kata TOMORROW ada tiga huruf “O” yang berarti BESOK masih ada banyak kesempatan.
Jalanilah hidup sebijaksana mungkin dengan melihat dan memanfaatkan “opportunity” yang ada disekitar kita.

Rumus Menghadapi Stres


Kardiolog Robert Eliot, seorang ahli permasalahan seputar stres memberi rumus yang berhubungan dengan stres yaitu :
  1. Jangan meremehkan hal kecil.
  2. Semuanya adalah hal kecil.

Jumat, 19 November 2010

Bekerjasama Dalam Tim

  1. Usahakan untuk menekan ego kita agar tidak menjadi sosok yang ingin menang sendiri (one man or woman show).
  2.  Usahakan untuk mendengarkan terlebih dahulu apa pendapat teman-teman.
  3.  Segala sesuatu harus di diskusikan dan hindari pemaksaan pendapat.
  4.  Menjaga solidaritas tim (dalam batas-batas yang wajar).
  5.  Jangan pernah pendam pendapat kita.
  6.  Jangan menjadi anggota pasif.
  7.  Sadarilah bahwa tiap anggota tim memiliki kemampuannya masing-masing.
  8.  Jangan pernah meremehkan anggota tim.
  9. Saling menghargai.

Rabu, 17 November 2010

Ketika Pilihan Kita Menjadi Soroton


“Hidup adalah pilihan” itulah kalimat yang sering kita dengarkan. Memang benar dalam menjalani hidup ini kita diperhadapkan dengan situasi-situasi yang menuntut kita untuk menentukan pilihan. Dari memilih kampus, fakultas, pacar, teman, pekerjaan dan masih banyak hal lainnya. Disinilah peran kita sebagai decision maker terlihat.
Persoalannya muncul ketika pilihan yang kita buat ternyata menjadi sorotan banyak orang, sudah pasti hal ini mengusik pikiran dan perasaan kita, bahkan terkadang kita menjadi bimbang dengan pilihan yang telah kita buat. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita menjadi terpengaruh dengan sorotan orang lain dan merubah pilihan yang telah kita buat ataukah kita tetap teguh terhadap pilihan yang telah kita buat? Semuanya kembali kepada kita. 
Ada baiknya kita mencoba merenungkan kembali pilihan kita, mengambil waktu sejenak untuk berpikir dan bertanya kepada diri kita sendiri, apakah pilihan yang kita buat sudah sesuai dengan prinsip dan kesukaan kita. Situasi seperti ini kadang membuat kita bimbang dan ragu, tetapi jangan pernah biarkan keinginan kita terhambat hanya karena sorotan-sorotan negatif dari orang lain. Jangan biarkan kita menjalani hidup dengan pilihan yang hanya untuk menyenangkan dan membungkam sorotan dari orang lain. Tentu mendengarkan orang lain ada benarnya juga, tetapi hal inipun harus ada batasnya, jangan sampai semua pilihan kita disetir oleh orang lain. Berikanlah ruang bagi diri kita untuk sejenak memikirkan pilihan apa yang terbaik buat kita tanpa terpengaruh oleh sorotan orang lain. Ingat kitalah decision maker buat apapun pilihan dalam hidup kita.

Menurut Kamu di mana Letak Kebahagiaan Itu?

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan, lewatlah sebuah motor di depan mereka, berkatalah petani ini pada istrinya “lihatlah bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah”.
Sementara itu pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka, pengendara motor itu berkata kepada istrinya “lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita”.
Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat dihadapan mereka “lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok”.
Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya “betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing”.


Kebahagiaan tidak akan pernah kamu miliki jika kamu hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Bersyukurlah atas hidupmu supaya kamu tahu di mana kebahagiaan itu berada.

Seorang Bijak Pernah Menulis ...

Amatilah pikiranmu karena itu yang akan menjadi ucapanmu.
Amatilah ucapanmu ,karena itulah yang akan menjadi tindakanmu.
Amatilah tindakanmu karena itu yang akan menjadi kebiasaanmu.
Amatilah kebiaasaanmu karena itulah yang akan menjadi karaktermu.
Amatilah karaktermu, karena itulah yang akan menjadi nasibmu,
Dan amatilah Nasibmu karena itulah yang akan menjadi kesuksesanmu
Diatas semua itu, amatilah diri anda. Karena hanya mereka yang mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri yang sesungguhnya.
Apakah kita sudah mengenal diri kita masing-masing lebih dari orang lain mengenal kita ???


Sumber : http://www.kisahinspiratif.com/seorang-bijak-pernah-menulis.html

Senin, 15 November 2010

Kerukunan antar Kakak dan Adik


Sekilas judul tulisan ini terasa begitu simple dan tidak bermakna apa-apa bila dibandingkan dengan hal yang lebih besar dan penting, misalnya kerukunan antar sesama umat beragama, kerukunan antar etnis dan lain sebagainya yang sangat penting guna menjaga keharmonisan antar sesama anak bangsa di negara tercinta kita ini. Tapi ketika kita meluangkan waktu sejenak untuk merefleksikan kehidupan kita sehari-hari dengan melihat issue-issue yang sederhana disekeliling kita, maka kita akan menemukan betapa pentingnya kerukunan antar kakak dan adik dapat mempengaruhi pola perilaku kita dan dapat mencerminkan bagaimana sikap kita terhadap orang lain disekeliling kita.
Memiliki keluarga yang ideal dan harmonis adalah dambaan setiap insan dimuka bumi ini, termasuk memiliki kakak atau adik yang baik, penyayang, mau mengerti dan menghormati saudara-saudaranya. Berbahagialah orang yang ketika membaca tulisan ini serta merenungkan dan mendapati bahwa kakak atau adiknya merupakan tipe ideal yang menjadi dambaan. Meskipun tidak dapat dipungkiri sering terjadi konflik kecil, sedikit iri hati, cemburu dengan perhatian orang tua yang terasa tidak adil, keegoisan, dan faktor-faktor lainnya yang kerap mewarnai hubungan persaudaraan, namun sebatas itu hanya bersifat situasional dan tidak berkepanjangan dan tidak melewati batas-batas norma kesopanan maka itu tidak menjadi persoalan besar dalam kerukunan antar kakak dan adik. Bisa dikatakan itu merupakan kerikil-kerikil kecil yang mengganjal, tapi bukankah itu juga diperlukan? Jadi teringat apa yang dikatakan dosen saya beberapa waktu yang lalu, “konflik itu juga dibutuhkan dalam hidup kita, sebab apabila hidup kita datar-datar saja, itu juga tidak baik, selama konflik itu bisa diatasi dan tidak terlalu merugikan, itu merupakan sarana pembelajaran dan lebih membentuk kepribadian kita”. Lagian mendambakan hidup tanpa konflik juga merupakan suatu hal yang mustahil.
Sejauh ini, semuanya terlihat sah-sah saja, namun bagaimana dengan orang yang ketika membaca dan merenungkan tulisan ini, mendapati bahwa hubungan kerukunan antar kakak dan adik yang dialaminya tidak harmonis dan tidak seperti yang didambakan bahkan menjurus kearah permusuhan, dendam berkepanjangan, sakit hati dan lain sebagainya. Sebagai contoh nyata, saya akan menceritakan sebuah kisah hubungan kakak dan adik. Sebut saja nama kakaknya X dan adiknya Y (jadi teringat sumbu X dan Y ketika pelajaran matematika SMA dulu). Si kakak adalah tipe orang yang sabar, pendiam, selalu mengalah, sedangkan adiknya adalah tipe orang yang pemarah, egois, ringan tangan dan kasar. Bisa dibayangkan kalau bertengkar maka pastilah kakaknya selalu mengalah dan menjadi sasaran empuk dari si adik yang cenderung ringan tangan. Bisa dikatakan kakaknya selalu menempatkan diri menjadi sosok yang selalu mengalah dan sedapat mungkin selalu mengikuti kemauan si adik yang terkadang terlihat egois dimata saya namun sebagai kakak yang baik, X selalu saying dan mengalah dengan adiknya. Namun hal ini tidak disadari dan dimanfaatkan sebagai kelemahan yang bisa terus dieksploitasi oleh sang adik. Dia selalu baik dan saying sama kakaknya kalau ada maunya, tapi ketika tidak ada maunya maka sifat kasar dan ringan tangannya mulai keluar. Seringkali si adik ringan tangan dengan kakaknya hanya karena masalah sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus ada airmata dan pelemparan barang-barang bak adegan-adegan sinetron.
Kisah diatas hanya bagian kecil dari penggalan kisah-kisah ketidakharmonisan antara kakak dan adik yang kebetulan terekam dalam benak saya, tentu masih banyak kisah-kisah lainnya yang mencerminkan hal serupa. Menghadapi hal seperti ini pastilah sangat melukai perasaan kita (apabila kita berada dalam posisi si kakak) sedangkan apabila kita berada diposisi di adik (bisa jadi kita merasa diri superior dan hebat), namun pernahkan kita sejenak melihat dan merenungkan diri kita bukan dari kacamata orang lain melainkan dari sudut yang berbeda dalam diri kita.
Sudah tentu dari kacamata orang lain, kita adalah contoh saudara yang buruk dan mungkin saja orang kita ingin memiliki saudara seperti kita (apabila kita si adik) dan mungkin orang akan menilai kita lemah (apabila kita si kakak) dan masih banyak persepsi-persepsi lurus ataupun miring lainnya tentang kita.
Saya ingin mengajak kita untuk sejenak melihat diri kita dari sudut yang berbeda dalam diri kita. Ketika kita menempatkan diri kita sebagai seorang kakak maupun adik yang tidak bisa membina keharmonisan dengan saudara kita dan cenderung menciptakan masalah bahkan sampai menjurus ketindak kekerasan yang bisa menimbulkan dendam, sebenarnya pada saat itu kita mencerminkan sikap kita yang tidak bisa menekan ego dan tidak bisa menerima kekalahan dan lebih mementingkan diri kita ketimbang kepentingan orang lain. Ketika kita menempatkan diri kita seperti itu, kita menjadi orang yang tidak mau mendengarkan orang lain dan mencerminkan lemahnya kemampuan kita untuk membangun kerukunan dengan orang lain. Idealnya orang akan berpikir bahwa dengan kakak dan adik saja kita tidak bisa menciptakan hubungan harmonis yang mencerminkan kerukunan, bagaimana jadinya peran kita dalam menciptakan keharmonisan antar sesama umat beragama dan lainnya dapat terwujud?
Namun ada kenyataan lain dimana seseorang yang tidak rukun dengan kakak dan adiknya justru dapat rukun dengan orang lain (entah itu sahabat, pacar, teman dan lainnya). Sungguh disayangkan kalau itu yang terjadi. Kita menjadi orang yang ideal bagi orang lain, namun tidak bagi kakak dan adik kita. Ingatlah bahwa keluarga kita, termasuk didalamnya kakak dan adik kita, mereka itulah yang akan tetap setia (apabila dari awal hubungan yang kita ciptakan harmonis dan rukun) disaat orang lain berpaling dari kita. Tentunya itulah yang diharapkan, namun semuanya tergantung watak dan kepribadian masing-masing kita juga. Pilihannya ada ditangan kita. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita dalam menciptakan kerukunan antar kakak dan adik yang kita jalani. Do the best.

Minggu, 14 November 2010

Tiga Hal

3 hal yang membuat kita kuat :
• IMAN
• PENGHARAPAN
• KASIH

3 hal yang tidak akan dilupakan :
• CINTA
• KEJUJURAN
• PERSAHABATAN

3 hal yang tidak pernah kembali :
• WAKTU
• PERKATAAN
• KESEMPATAN

3 hal yang menghancurkan :
• KEMARAHAN
• KESOMBONGAN
• KESERAKAHAN

3 hal yang tidak boleh hilang :
• KASIH
• SUKA CITA
• DAMAI SEJAHTERA

3 hal yang membuat kita dewasa :
• KESABARAN
• KETULUSAN
• RASA SYUKUR

3 hal yang tidak pernah kekal :
• HARTA
• JABATAN
• CINTA MANUSIA

3 hal yang membuat kita berharga :
• KOMITMEN
• KERENDAHAN HATI
• KEJUJURAN

Semut dan Lalat


lalatBeberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar” katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka. Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

semutTak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, ” Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?”. “Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita”
Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?”. Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”.
Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius. “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini”.

Sumber : http://pyoon.wordpress.com/category/kisah-inspirasi/

Berpikir Positif

Salah satu kelemahan manusia adalah sulit berpikir positif. Setuju atau tidak, dalam menilai sesuatu (entah itu barang, peristiwa, maupun orang) terkadang kita tidak berpikir positif. Dalam benak kita sudah terisi dengan persepsi-persepsi negatif yang kita ciptakan sendiri tentang sesuatu yang kita nilai tersebut, yang belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Sulitnya berpikir positif membuat kita selalu curiga dan menjalani hari dengan penuh rasa tidak nyaman. Hal tersebut tentunya berpengaruh negatif terhadap jiwa dan batin kita. Disinilah pentingnya menumbuhkan energi positif dalam diri kita untuk menciptakan pikiran yang positif yang membuat hidup kita lebih positif dan bahagia. 
Perbuatan yang positif selalu dimulai dengan pikiran yang positif pula”. Demikianlah isi pesan singkat yang dikirimkan sepupu saya. Sebuah kalimat sederhana namun sarat makna. Renungkanlah.

Tujuh Dosa Sosial Menurut Mahatma Gandhi

Inilah tujuh dosa sosial yang meluluh lantakkan banyak sendi kehidupan :
1.Kekayaan tanpa kerja
2.Kenikmatan tanpa nurani
3.Ilmu tanpa kemanusiaan
4.Pengetahuan tanpa karakter
5.Politik tanpa prinsip
6.Bisnis tanpa moralitas
7.Ibadah tanpa pengorbanan

 
Sumber : http://www.kisahinspiratif.com/tujuh-dosa-sosial-menurut-mahatma-gandhi.html 

Sabtu, 13 November 2010

Tips Rahasia Hidup Beruntung

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang-orang beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial-bermasalah. Ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Berdasarkan hasil penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial. Keempat faktor tersebut adalah :
1) Sikap terhadap peluang
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang y
ang beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Sebaliknya, kelompok orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
2) Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.
Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “good feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.
3) Selalu berharap kebaikan akan datang..
Orang yang beruntung ternyata selalu bersikap positif terhadap kehidupan. Berprasangka dengan optimis bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.
4) Mengubah hal yang buruk menjadi baik
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah
-tengah perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Jadi, menurut Profesor Richard Wiseman, rahasia orang yang beruntung adalah cukup sederhana. Dikatakannya, hampir semua orang normal juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Sebuah Kisah Yang Menginspirasi

Arthur Ashe, seorang petenis legendaris Wimbledon dari Amerika serikat sekarat karena penyakit AIDS yang mana dia derita akibat terinfeksi darah yang beliau terima saat menjalani sebuah operasi jantung pada tahun 1983. Dari seluruh dunia, beliau menerima surat-surat dari penggemarnya, salah satu dari surat itu menyampaikan: “Mengapa Tuhan harus memilihmu untuk sebuah penyakit yang begitu parah?”
Untuk ini Arthur Ashe membalas: “Di seluruh dunia – 50 juta anak-anak sedang memulai bermain tenis, 5 juta belajar cara bermain tenis, 500.000 belajar tenis professional, 50.000 datang ke sirkuit, 5000 mencapai grand slam, 50 mencapai Wimbledon, 4 ke semi final, 2 ke final, ketika saya memegang sebuah piala saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan “Mengapa saya?”.
Dan hari ini dalam sakit Saya seharusnya tidak bertanya pada Tuhan “Mengapa saya?”
Kebahagiaan menjagamu tetap Manis,
Cobaan menjagamu tetap Kuat,
Kesedihan menjagamu tetap Manusiawi,
Kegagalan menjagamu tetap Rendah Hati &
Kesuksesan menjagamu tetap Bersinar,
tetapi hanya Keyakinan & Sikap Hidup yang menjagamu untuk tetap Maju…”
“Milikilah Harapan yang Besar dan Beranilah untuk sepenuhnya Maju demi semua itu, Milikilah Mimpi yang Besar dan Beranilah untuk Mewujudkan semuanya, Milikilah Pengharapan yang Luar Biasa dan Percayalah kepada semua itu – Arthur Ashe.”

Arthur Ashe Holding Wimbledon
Arthur Ashe Holding Wimbledon

Arthur Robert Ashe, Jr. (10 Juli 1943 – 6 Februari 1993) adalah seorang petenis terkenal keturunan Afrika-Amerika yang dilahirkan dan dibesarkan di Richmond, Virginia. Selama karirnya bermain tenis, beliau telah memenangkan 3 gelar Grand Slam. Ashe juga dikenang karena usaha-usahanya untuk memajukan masalah-masalah sosial.
Arthur, seorang pria keturunan Afrika-Amerika pertama yang memenangkan event Grand Slam, juga adalah seorang pendukung hak-hak sipil yang aktif. Beliau adalah seorang anggota dari sebuah delegasi dari 31 orang terkenal keturunan Afrika-Amerika yang mengunjungi Afrika Selatan untuk memantau perubahan politik di negara tersebut seiring dengan pendekatan integrasi rasial. Di Dunia ini, terutama penggemar tenis akan selalu mengenang beliau dan semua prestasi beliau.

Kisah Arthur Ashe ini mengajarkan kita suatu cara pandang baru terhadap permasalahan yang kita hadapi. Bagaimana kita bisa lebih berpikir positif terhadap masalah yang kita hadapi dan mencoba tetap semangat menjalani hari-hari hidup kita dengan keyakinan dan sikap hidup yang lebih optimis. Semua manusia pasti pernah menghadapi permasalahan, dukacita, bahkan keterpurukan, namun yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya adalah bagaimana cara bertahan dan menentukan sikap terhadap permasalahan tersebut. Menghadapi situasi seperti ini, sebenarnya kepribadian dan capability kita sedang diuji dan dibentuk. Arthur Ashe telah menentukan sikap yang positif terhadap masalah yang dihadapinya dan memberikan penguatan dan inspirasi terhadap banyak orang, pertanyaannya bagaimana dengan kita? Dalam menghadapi permasalahn dalam hidup ini, apa kita seringkali sudah mengambil sikap yang tepat? Semuanya kembali kepada keputusan kita masing-masing.

Jumat, 12 November 2010

Ayahku Sumber Inspirasiku

Ayahku sumber inspirasiku (bukan berarti ibuku tidak menjadi sumber inspirasiku lho), namun kali ini saya khusus ingin menulis tentang ayah saya. Jadi teringat 2 tahun yang lalu ketika saya praktek PPL 5 disebuah lembaga di kota Salatiga, disitu pernah ada sebuah diskusi yang menanyakan siapakah pahlawan atau tokoh yang menginspirasi hidupmu, dan saya dengan tegasnya menjawab kalau sumber inspirasi saya adalah ayah karena bagi saya, ayah adalah sosok yang mampu memberikan teladan tentang perjuangan dan kerja keras dalam menghadapi hidup ini. Tidak dapat dipungkiri kalau semua kerja keras saya dalam menimba ilmu hingga detik ini tidak terlepas dari motivasi saya untuk menjadi orang yang sukses seperti ayah saya. Ayah saya adalah sosok yang simpel, pekerja keras, dan yang paling penting mampu menjadikan keinginannya terwujud menjadi harapan (tidak sekedar bermimpi namun bisa mewujudkannya). Berani bermimpi berani berusaha mewujudkan mimpi tersebut merupakan pelajaran terpenting yang saya dapatkan dari ayah saya, tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak bisa diraih, yang penting semangat dalam mewujudkannya serta tetap mengembangkan kapasitas diri kita menjadi seorang yang berjiwa pemimpin disertai doa maka apapun pasti bisa kita raih dalam hidup ini.

Cinta yang Terpendam


Mendengar tentang "cinta yang terpendam", dalam benak saya terlintas sosok seorang sahabat saya yang dalam 3 tahun terakhir ini hidup dalam dilema cinta terpendam yang sedikit banyak menguras hati dan pikirannya. Sebut saja namanya X (seorang lelaki muda dan masih berstatus sebagai mahasiswa), dia mencinta teman kuliahnya yang kebetulan menjadi sahabat baiknya, kemana-mana selalu bersama, kuliah bareng, pulang bareng, jalan-jalan bareng, persekutuan bareng dan segudang aktivitas lainnya yang dilakukan berdua. Secara sepintas pastilah orang berpikir kalau mereka berdua pacaran dan terlihat sebagai pasangan yang serasi dan kompak. Namun kenyataannya mereka hanya bersahabat. Sahabat saya ini memang mencintai (bahkan bisa dibilang cinta mati) sama sahabatnya ini tapi takut mengungkapkan cintanya, ia takut kalau perasaan cintanya ini dapat merusak hubungan persahabatan yang sudah terjalin indah. Bahkan dia pernah mengatakan pada saya lebih baik cintanya dipendam dan ia sudah cukup puas dengan persahabatan mereka. Bisa dibayangkan, betapa pasrahnya teman saya ini. Kisah ini hanya merupakan sebagian kecil kisah cinta yang terpendam dan masih banyak lagi kisah-kisah yang serupa yang bahkan sudah sering difilmkan dengan ending yang berbeda-beda tergantung sutradara filmnya. Kisah ini membuka pikiran saya untuk berpikir lebih jauh tentang masalah cinta yang terpendam ini. Saya pernah berkata pada sahabat saya kalau dia tidak berani menghadapi kenyataan yang ada, kalah sebelum berperang. Sejatinya cinta itu harus dikatakan biar orang yang kita cintai mengetahui perasaan kita dan bisa merespon perasaan cinta kita. Cinta itu harus berjalan dua arah, bukan sepihak, karena kalau sepihak saja maka akan terjadi 'kelumpuhan cinta" yang menggores hati. Sebagai pecinta sejati harusnya kita berani menanggung segala risiko yang ada dan tetap tegar menjalani cinta itu sebab cinta memang tidak dapat dipaksakan. Mungkin kita akan mengalami sedikit kedukaan kalau cinta kita bertepuk sebelah tangan, namun lebih baik begitu daripada menderita batin menanggung duka cinta yang terpendam entah sampai kapan. Dari segi psikologi pun hal ini tidak baik sebab sesuatu yang terpendam lama-lama bisa menjadi potensi stress dan penyakit. Tentunya sulit untuk dilakukan dalam kehidupan nyata kita, tergantung konteks cinta kita namun tidak ada salahnya tuk berkata jujur terhadap perasaan kita. Ingatlah pepatah ini "hak kita untuk mencinta seseorang tapi bukan kewajiban orang tersebut untuk mencinta kita, tergantung rasa yang timbul" untuk menguatkan kita ketika menghadapi pilihan mengatakan cinta ataukah memendam cinta. Selamat Mencoba.

Kepemimpinan

"Lebih mudah mendapatkan daripada mempertahankan", itulah kata yang sering diucapkan orang bijak. Saya setuju dengan dengan hal ini karena mempertahankan sesuatu (entah itu jabatan, hubungan, kepercayaan, dan lain sebagainya) sangat sulit. Ada konsekuensi yang harus ditanggung dan ada sesuatu yang harus rela dilepaskan. Begitu juga dengan kepemimpinan. Idealnya sebuah kepemimpinan itu harus menciptakan sebuah kepemimpinan yang efektif yang mampu menjangkau semua level dalam organisasi yang bersangkutan, mampu menerapkan kepemimpinan yang otoriter, trasformasional, karismatik, visioner, melayani dan lain sebagainya dalam waktu dan situasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan yang ideal harus mampu menempatkan diri dengan ciri kepemimpinan yang tepat dalam situasi yang berbeda-beda. Untuk menjadi sosok pemimpin yang ideal, tidaklah semudah yang kita bayangkan, tidak semudah menerapkan teori yang kita dapatkan dikelas kedalam kehidupan nyata yang kita hadapi. Selain terbentur dengan kepentingan-kepentingan orang lain yang berlawanan dengan visi dan misi seorang pemimpin, belum lagi menghadapi karakter yang kuat dan berbeda-beda dari orang-orang yang dipimpin dan masih banyak lagi, membuat seorang pemimpin mengalami tantangan untuk mewujudkan dirinya mejadi seorang pemimpin yang ideal. Itu baru sedikit tantangan dari luar, belum lagi tantangan dari dalam diri sendiri. Mudah untuk menjadi pemimpin namun menjadi pemimpin yang ideal dan dapat mempertahankan kepemimpinannya dan disukai banyak orang tidaklah mudah. Ada tantangan dan konsekuensi yang harus kita bayar dalam kehidupan, relasi dan kepercayaan kita terhadap orang lain.