Desain Organisasi
- Bagaimana kita menghadapi kemungkinan-kemungkinan.
- Mendapat keuntungan dari persaingan (unggul).
- Manajemen keragaman.
- Promosi, efisiensi, kecepatan dan inovasi.
Blog ini berisi materi-materi perkuliahan, pengalaman pribadi, percintaan dan berbagai artikel menarik yang terangkum menjadi sebuah pengetahuan yang bisa membangun karakter
Arthur Ashe, seorang petenis legendaris Wimbledon dari Amerika serikat sekarat karena penyakit AIDS yang mana dia derita akibat terinfeksi darah yang beliau terima saat menjalani sebuah operasi jantung pada tahun 1983. Dari seluruh dunia, beliau menerima surat-surat dari penggemarnya, salah satu dari surat itu menyampaikan: “Mengapa Tuhan harus memilihmu untuk sebuah penyakit yang begitu parah?”
Ayahku sumber inspirasiku (bukan berarti ibuku tidak menjadi sumber inspirasiku lho), namun kali ini saya khusus ingin menulis tentang ayah saya. Jadi teringat 2 tahun yang lalu ketika saya praktek PPL 5 disebuah lembaga di kota Salatiga, disitu pernah ada sebuah diskusi yang menanyakan siapakah pahlawan atau tokoh yang menginspirasi hidupmu, dan saya dengan tegasnya menjawab kalau sumber inspirasi saya adalah ayah karena bagi saya, ayah adalah sosok yang mampu memberikan teladan tentang perjuangan dan kerja keras dalam menghadapi hidup ini. Tidak dapat dipungkiri kalau semua kerja keras saya dalam menimba ilmu hingga detik ini tidak terlepas dari motivasi saya untuk menjadi orang yang sukses seperti ayah saya. Ayah saya adalah sosok yang simpel, pekerja keras, dan yang paling penting mampu menjadikan keinginannya terwujud menjadi harapan (tidak sekedar bermimpi namun bisa mewujudkannya). Berani bermimpi berani berusaha mewujudkan mimpi tersebut merupakan pelajaran terpenting yang saya dapatkan dari ayah saya, tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak bisa diraih, yang penting semangat dalam mewujudkannya serta tetap mengembangkan kapasitas diri kita menjadi seorang yang berjiwa pemimpin disertai doa maka apapun pasti bisa kita raih dalam hidup ini.
"Lebih mudah mendapatkan daripada mempertahankan", itulah kata yang sering diucapkan orang bijak. Saya setuju dengan dengan hal ini karena mempertahankan sesuatu (entah itu jabatan, hubungan, kepercayaan, dan lain sebagainya) sangat sulit. Ada konsekuensi yang harus ditanggung dan ada sesuatu yang harus rela dilepaskan. Begitu juga dengan kepemimpinan. Idealnya sebuah kepemimpinan itu harus menciptakan sebuah kepemimpinan yang efektif yang mampu menjangkau semua level dalam organisasi yang bersangkutan, mampu menerapkan kepemimpinan yang otoriter, trasformasional, karismatik, visioner, melayani dan lain sebagainya dalam waktu dan situasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan yang ideal harus mampu menempatkan diri dengan ciri kepemimpinan yang tepat dalam situasi yang berbeda-beda. Untuk menjadi sosok pemimpin yang ideal, tidaklah semudah yang kita bayangkan, tidak semudah menerapkan teori yang kita dapatkan dikelas kedalam kehidupan nyata yang kita hadapi. Selain terbentur dengan kepentingan-kepentingan orang lain yang berlawanan dengan visi dan misi seorang pemimpin, belum lagi menghadapi karakter yang kuat dan berbeda-beda dari orang-orang yang dipimpin dan masih banyak lagi, membuat seorang pemimpin mengalami tantangan untuk mewujudkan dirinya mejadi seorang pemimpin yang ideal. Itu baru sedikit tantangan dari luar, belum lagi tantangan dari dalam diri sendiri. Mudah untuk menjadi pemimpin namun menjadi pemimpin yang ideal dan dapat mempertahankan kepemimpinannya dan disukai banyak orang tidaklah mudah. Ada tantangan dan konsekuensi yang harus kita bayar dalam kehidupan, relasi dan kepercayaan kita terhadap orang lain.